Review Film Series: Alice in Borderland


 

Alice in Borderland, Serial Survival Konsep Menarik dan Menegangkan

Buat kalian yang suka dengan seri manga Alice in Borderland, bersiaplah! Soalnya, manga ciptaan Haro Aso tersebut diadaptasi menjadi serial live action yang bakal bisa kalian saksikan di layanan streaming Netflix mulai 10 Desember 2020 ini. Serial ini pun digarap oleh Shinsuke Sato yang dikenal telah menyutradarai film live action anime atau manga berkualitas, seperti I Am a Hero (2015), Bleach (2018), hingga Kingdom (2019).

Sinopsis Alice in Borderland mengisahkan pemuda bernama Arisu Ryohei (Kento Yamazaki) yang secara misterius terperangkap di sebuah dunia pararel pascakiamat. Di dunia tersebut, orang yang berada di Tokyo menghilang dan hanya menyisakan Arisu serta kedua temannya. Tak lama berselang, Arisu dan kedua temannya harus mengikuti sebuah kompetisi yang berbahaya agar bisa bertahan hidup di dunia tersebut.

 

Serial Survival dengan Kompetisi Menegangkan

Fokus utama dari serial Alice in Borderland berada pada sosok Arisu Ryohei yang dikisahkan sebagai pemuda pengangguran dengan hobi bermain game. Merasa bosan dengan kehidupannya yang begitu-begitu saja, Arisu berharap bisa tinggal di dunia lain yang bakal lebih menyenangkan baginya. Tepat setelah momen pesta kembang api yang timbul secara misterius, keinginan Arisu tersebut pun akhirnya terwujud.

Hal ini karena Arisu berada di tengah kota Tokyo yang kosong dan hanya berisikan dirinya beserta kedua temannya, yaitu Chota (Yuki Morinaga) dan Karube (Keita Machida). Saat hari mulai malam di dunia tersebut, muncul sebuah tanda yang seolah mengisyaratkan keberadaan orang lain. Namun, tanda tersebut ternyata merupakan pengarah untuk mengantar Arisu beserta kedua temannya ke sebuah arena permainan.

Meski begitu, permainan atau kompetisi yang dimaksud jauh dari kata menyenangkan dan sangat enggak sesuai dengan ekspektasi dunia yang diinginkan Arisu. Sebab, mereka diwajibkan menang dalam setiap kompetisi untuk mendapatkan sebuah visa yang membuat Arisu dan kawan-kawan bisa bertahan hidup di dunia alternatif ini. Seandainya kalah, mereka dipastikan akan mati dibunuh sosok yang mengendalikan dunianya.

Konsep bertahan hidup tersebut pun bisa dibilang cukup mirip dengan waralaba The Hunger Games, hanya saja dikemas dengan cara yang lebih modern dan mencekam. Selain itu, kompetisi yang dihadirkan pada setiap episodenya juga selalu berganti sehingga memberikan ketegangan yang berbeda dan tentunya membuat kalian enggak mudah bosan.

Kalian yang enggak pernah membaca manga atau menonton OVA dari Alice in Borderland pun akan tetap bisa menikmati serial live action ini. Sebab, di beberapa episode awalnya kalian bakal diperkenalkan dengan sejumlah karakternya serta konsep cerita dari serial tersebut. Tentunya, serial ini akan sangat cocok buat kalian yang suka tontonan bertema survival yang memacu adrenalin.

 

Pengenalan Karakter yang Detail

Seperti yang sudah dibahas sedikit pada poin pertama, kalian yang enggak mengikuti seri manga Alice in Borderland masih tetap bisa menikmati versi live action-nya. Salah satu faktornya adalah pengenalan karakternya yang sangat detail sehingga membuat kita menjadi lebih akrab dengan para tokoh yang ada di serial ini. Bahkan, disajikan sejumlah adegan flashback yang membuat kita jadi tahu latar belakang dari tiap karakternya.

Contohnya ada saat adegan flashback yang memperlihatkan persahabatan Arisu, Chota, dan Karube sehingga kita jauh lebih paham bagaimana dampak dunia pararel di serialnya terhadap hubungan mereka.

Menariknya, pengenalan detail tak cuma berlaku kepada para karakter utamanya saja, tetapi juga buat tokoh pendukung yang turut mendapat jatah adegan flashback. Adegan flashback mereka pun disajikan di momen yang tepat sehingga enggak membosankan ketika ditonton dan berhubungan dengan adegannya. Secara garis besar, pengenalan masing-masing karakter menjadi salah satu aspek terbaik yang ada di serial ini.

 

Efek Visual Berkualitas yang Memukau

Selain pengenalan karakter, hal positif yang ada pada serial live action Alice in Borderland ini terletak pada efek visualnya yang sangat memukau. Beberapa momen yang melibatkan efek visual dieksekusi dengan sangat baik sehingga terlihat seperti hal yang nyata. Mulai dari efek tembakan ke manusia, keberadaan harimau, hingga laser dari langit yang ditembakkan kalau ada orang yang kalah atau melanggar aturan.

Bisa dibilang, kualitas efek visual yang dihadirkan dalam serial ini memiliki level yang sangat tinggi layaknya film-film Hollywood bermodal besar. Hal ini jugalah yang membuat serial Alice in Borderland bukan sebuah adaptasi live action manga atau anime ‘abal-abal’. Kalian yang pernah membaca manga-nya pun bakal dibuat terpukau dengan efek visual yang sukses ‘menghidupkan’ sejumlah momen ikonis yang ada di komiknya.


Misteri Dunia Pararel yang Masih Berlanjut

Musim pertama dari serial Alice in Borderland memiliki jumlah delapan episode yang masing-masing memiliki durasi sekitar 45 hingga 60 menit. Sedangkan, versi manga-nya memiliki 18 volume yang terdiri atas 87 chapter dan punya sejumlah seri spin-off. Makanya, sejak awal live action-nya dibuat oleh Netflix, potensi untuk memiliki season lanjutan terbilang cukup besar, apalagi kalau serialnya mendapat respons positif.

Selain itu, episode terakhir dari serial ini masih menyisakan banyak pertanyaan terkait dunia pararel, kompetisi yang mematikan, serta nasib dari para tokohnya. Hingga artikel ini ditulis Netflix memang baru merencanakan serial ini untuk berlangsung satu musim saja, tapi kemungkinan besar mereka bakal mengumumkan season keduanya dalam waktu dekat. Sebab, kalau enggak, ending dari serial ini akan sangat menggantung.

 

Secara garis besar, serial Alice in Borderland cocok buat kalian yang suka manga-nya atau gemar dengan tontonan bertema survival yang dikemas secara menarik dan menegangkan. Kalau berminat, serial ini sudah bisa kalian tonton secara legal di Netflix mulai 10 Desember 2020.


TRAILER



Komentar